CIMACAN | INICIANJUR.COM – Kalau gunung bisa ngomong, mungkin dia sudah bilang, “Saya tuh pengen meletus, tapi takut ganggu warga.” Untungnya, warga Cimacan nggak mau tinggal diam. Mereka justru “curi start” dengan ikut pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana erupsi gunung api yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Selasa (5/8/2025) kemarin.
Acara berlangsung di Aula Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, dihadiri oleh pasukan lengkap mulai dari Destana, Karang Taruna, Linmas, Posyandu, hingga kepala dusun, RT, dan RW. Yang kurang cuma gunungnya sendiri tapi katanya sih tetap dipantau terus.
Kepala Desa Cimacan, Deden Ismail, membuka acara dengan semangat, seolah bilang, “Gunung boleh gede, tapi semangat warga harus lebih gede!”
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Cianjur, Muhammad Taufik Zuhrizal, membagikan “ramalan ilmiah” bahwa Gunung Gede terakhir meletus tahun 1957. Kalau ngikutin siklus 71 tahunan, artinya 2028 mendatang ada potensi “batuk” kecil. Tapi tenang, katanya, “Mudah-mudahan enggak terjadi apa-apa. Tapi kalaupun iya, kita udah siap duluan.”
Taufik juga mengingatkan pentingnya pemahaman mitigasi, bukan cuma buat gaya-gayaan di media sosial, tapi supaya kalau bencana datang, semua tahu harus ngapain. “Kami siaga”. Kalau hujan deras aja kami sudah ribut-ribut kasih peringatan, apalagi kalau gunung mulai gerah,” ujarnya.
Pelatihan ini juga jadi ajang bonding antarwarga dan lembaga desa. Siapa tahu nanti pas simulasi, ada yang jadi pahlawan dadakan bukan karena jago, tapi karena paling cepat lari saat sirine bunyi.
Dengan tagline “Kenali Ancaman, Kurangi Risikonya”, pelatihan ini diharapkan bisa jadi tameng awal warga Cimacan dari “kode keras” alam. Karena meski letusan gunung itu urusan Tuhan, tapi kabur ke tempat aman itu urusan kita semua.***