CIANJUR | INICIANJUR.COM – Empat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Cianjur dinilai belum memiliki target kinerja konkret, sehingga cenderung menikmati penyertaan modal tanpa dorongan kuat untuk berinovasi atau memberikan kontribusi signifikan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Keempat BUMD tersebut yakni Perumdam Tirta Mukti, PT BPR Cianjur Jabar, LKM Ahlakul Karimah dan PT Cianjur Sugih Mukti. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2023, kinerja keuangan mereka dinilai belum optimal.
Perumdam Tirta Mukti menerima penyertaan modal Rp 6,8 miliar, namun laba bersih hanya Rp 1,5 miliar. BPR Cianjur Jabar mencatat saldo kas akhir Rp 1,9 miliar, jauh di bawah standar kesehatan perbankan. LKM Ahlakul Karimah hanya memiliki kas Rp 1 miliar, menunjukkan stagnasi usaha. Sementara PT Cianjur Sugih Mukti justru mencatat saldo kas minus Rp 3,8 miliar, memunculkan pertanyaan soal akuntabilitas pengelolaan.
Koordinator Aliansi BEM Cianjur, Fauzi Rohmat, menilai situasi ini menunjukkan lemahnya keberpihakan Pemkab Cianjur dalam mengelola aset publik.
“BUMD itu bukan anak manja yang hanya diberi modal lalu dibiarkan tidur nyenyak. Mereka harus punya target jelas, transparan, dan terukur. Kalau kinerjanya buruk, harus ada sanksi, bahkan evaluasi direksinya,” tegas Fauzi. Selasa, 12 Agustus 2025.
Dia menambahkan, mahasiswa menuntut agar APBD benar-benar berpihak pada kepentingan rakyat, bukan sekadar memenuhi formalitas administrasi.
“BUMD harus dipacu jadi sumber PAD utama. Kalau tidak, ganti saja manajemen dengan yang punya visi jelas,” pungkasnya. ***