CIANJUR | INICIANJUR.COM – Demo ribuan massa di DPRD Cianjur pada Sabtu (30/8/2025) mungkin bikin rakyat ngos-ngosan teriak, polisi ngos-ngosan siaga, tapi ada satu orang yang lebih ngos-ngosan dari semuanya yaitu Cepi Junaedi (43), pedagang batagor.
Awalnya, Cepi berangkat dagang dengan wajah sumringah. Di depan gedung DPRD, ribuan orang berkumpul, dan di kepalanya hanya ada satu pikiran “Ini pasar dadakan, batagor pasti ludes!”
Benar saja, pendemo datang beli, aparat pun ikut ngantri. Saking ramenya, dagangan Cepi laku kayak tiket konser Coldplay.
“Pokoknya rame, saya goreng terus, kasih kuah kacang terus. Sampai ada polisi juga yang mesen,” cerita Cepi.
Tapi sayang, hidup tidak selalu semanis kecap batagor. Saat orasi berubah ricuh, psssshhh! gas air mata menyembur tepat di depan lapaknya. Cepi panik, batagor ditinggal, gerobak ditinggal, yang dibawa cuma mata perih dan lari terbirit-birit cari odol.

Ketika kembali, alih-alih mendapati pembeli setia, yang ada justru laci uang kosong melompong. Sekitar Rp280 ribu hasil jualan sejak pagi raib entah ke mana. Celakanya, enam porsi batagor yang sudah masuk perut aparat juga belum sempat dibayar.
Baca Juga :
“Ya sudah lah, mungkin belum rejeki. Untung ada polisi dari Polsek Sukaresmi yang baik hati, dia bayarin enam porsi itu Rp40 ribu,” kata Cepi, pasrah sambil mencoba menertawakan apesnya sendiri.
Akhirnya, demo di DPRD Cianjur melahirkan banyak headline, massa ricuh, polisi siaga, rakyat berteriak. Tapi jangan lupa, ada satu bab tambahan yang pantas masuk sejarah, pedagang batagor kehilangan modal, uang lenyap, batagor pun sempat nyangkut jadi ‘hutang negara’.
Kalau ada yang bilang demo itu penuh dinamika, Cepi mungkin lebih setuju kalau demo itu “penuh bumbu kacang, tapi dompet tetap kosong.” ***