Gopar Hendra Gunawan Memberikan Santunan pada 207 yatim piatu, Duafa di Markas Bagong Mogok di Kawsasan Be Elka, Cianjur. Minggu (14/09/2025).
CIANJUR | INICIANJUR.COM – Kalau biasanya kata “mogok” bikin pusing di jalan, kali ini justru jadi sumber senyum dan haru. Komunitas sosial Bagong Mogok sukses menghadirkan tawa, doa dan rasa syukur bagi ratusan anak yatim, duafa serta lansia dalam acara santunan di Markas Bagong Mogok, Kawasan BeElka, Cianjur, Minggu (15/9/2025).
Acara yang digelar bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini, membuktikan bahwa mogok bukan berarti berhenti, tapi justru jalan terus dalam urusan berbagi.
Sebanyak 207 penerima manfaat pulang dengan kantong berisi beras, sembako, uang tunai, dan hati yang lebih lapang.
Santunan diberikan langsung oleh Gopar Hendra Gunawan, anggota DPRD Cianjur dari Fraksi PKB, bersama jajaran enam korwil Bagong Mogok.
Suasana penuh kekeluargaan terasa, apalagi ketika senyum para penerima santunan menyambut tangan-tangan yang peduli.
“Maulid Nabi memang jadi momentum besar, tapi kami ingin berbagi ini tidak hanya di acara keagamaan. Kapan pun ada rezeki, kami berusaha hadir untuk masyarakat,” ujar Beni Sumarna, Sekretaris Bagong Mogok, sembari menegaskan bahwa kegiatan sosial sudah jadi “bensin” utama komunitas.
Baca Juga :
https://inicianjur.com/2025/09/14/air-mata-ipong-senyum-baru-dari-rumah-yang-kini-berdiri/
Tak berhenti di situ, Bagong Mogok sudah tancap gas untuk agenda berikutnya. Pada 28 September 2025, mereka akan menggelar Cross alias ngegas sambil baksos dan santunan di Kecamatan Mande. Rencananya, 150 peserta bakal melintasi lima desa dan 15 RT dengan santunan untuk anak yatim piatu setempat di tiap jalur yang dilalui.
“Harapannya, keberkahan ini terus berlanjut. Kami ingin kegiatan sosial menjadi budaya di komunitas Bagong Mogok, bukan sekadar acara seremonial,” tambah Beni.
Bagi para penerima, bantuan ini lebih dari sekadar paket sembako. Asep, salah seorang penerima menuturkan sambil menahan haru, “Semoga Bagong Mogok semakin berkah, dan kegiatan sosialnya tidak pernah berhenti.” ungkapnya.
Di tengah kerasnya hidup, aksi kecil yang tulus ternyata bisa jadi “oli” yang dapat mengurangi gesekan. Dan Bagong Mogok membuktikan, meski namanya mogok, semangat berbagi mereka tak pernah berhenti jalan. ***