Kantor Dinas DPMD Cianjur. (Ist)
CIANJUR | INICIANJUR.COM – Ketua RT di Kabupaten Cianjur harus menelan kecewa. Mereka gagal menikmati dana segar Rp25 juta per tahun yang sempat ramai dibicarakan.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Cianjur menutup harapan itu karena program dinilai boros dan bikin anggaran daerah ngos-ngosan.
Plt Sekretaris DPMD Cianjur, Dendi Kristiato, bicara terus terang soal alasan pembatalan. Ia menyebut skema pemberian dana langsung tidak pernah masuk dalam dokumen LPJMD.
“Dana Rp25 juta per tahun untuk setiap RT memang tidak ada. Jadi kami tidak bisa jalankan,” ujar Dendi.
Meski begitu, pemerintah tidak membiarkan RT pulang dengan tangan kosong. Dendi menawarkan program pembangunan fisik sebagai gantinya. Tahun ini, 953 RT sudah menerima pilot project dengan nilai pekerjaan Rp25 juta, mulai dari perbaikan jalan lingkungan hingga fasilitas kecil di sekitar warga.
“Dana Rp25 juta itu berbentuk program, bukan uang tunai. Jadi jangan bayangkan Ketua RT bisa langsung belanja motor atau renovasi rumah. Program ini fokus pada pembangunan lingkungan, dan pelaksanaannya tidak setiap tahun, melainkan sekali dalam lima tahun,” jelas Dendi.
DPMD menghitung kebutuhan anggaran bisa membengkak hingga Rp277 miliar jika pemerintah menyalurkan dana langsung setiap tahun. Menurut Dendi, jumlah itu terlalu berat sehingga Pemkab mengalihkannya ke program yang lebih prioritas.
“Kami terus mencari pola terbaik. Bisa saja nanti desa yang melaksanakan, atau bahkan langsung Ketua RT, tergantung hasil kajian. Jadi santai dulu, jangan terburu-buru berharap cair tiap tahun,” tambah Dendi sambil tersenyum.
Ketua RT pun perlu menata ulang ekspektasi. Bukannya mendapat “uang jajan” rutin, mereka hanya bisa menunggu giliran lima tahunan untuk menikmati proyek pembangunan di lingkungannya.***
