Program Ketahanan Pangan di Desa Nyalindung Jadi Polemik

  • Bagikan

CIANJUR | INICIANJUR.COM – Program Ketahanan Pangan (Ketapang) yang seharusnya menjadi penopang ekonomi warga Desa Nyalindung, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur justru kini menimbulkan tanda tanya.

Antara cerita warga yang merasa sudah menerima bantuan, dan penjelasan pemerintah desa yang mengaku dana tidak pernah digulirkan, kisah ini seperti dua sisi mata uang yang belum bertemu ujungnya.

Adalah Husen, warga setempat, yang mengaku sempat menerima bantuan Rp7 juta dari pemerintah desa pada 2023.

Uang itu, kata dia, digunakan untuk membeli lima ekor domba sebagai bagian dari program Ketahanan Pangan. Selama setahun, domba-domba itu dirawatnya dengan penuh semangat hingga akhirnya dijual kembali sesuai arahan kepala desa.

“Setelah domba dijual, saya serahkan hasilnya Rp7,5 juta kepada kepala desa. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar kelanjutannya,” ujar Husen dengan nada bingung, mengingat dua tahun sudah berlalu tanpa kejelasan.

Namun, kisah berbeda datang dari pihak desa. Ade, salah satu perangkat desa sekaligus mengaku Tim Pengelola Kegiatan (TPK) program Ketapang 2022/2023, menegaskan bahwa dana program tidak pernah disalurkan ke masyarakat.

Menurutnya, sebagian besar anggaran justru dialihkan untuk membantu warga terdampak gempa Cianjur yang melanda di akhir tahun 2022.

“Dana Ketapang saat itu digunakan untuk kebutuhan warga yang terdampak gempa. Setahu saya tidak ada dana yang digulirkan ke masyarakat dalam bentuk bantuan ternak,” jelas Ade.

Persoalan ini, lanjut Ade, bahkan pernah sampai ke meja Inspektorat Daerah (Irda) dan Kejaksaan sebagai bagian dari proses klarifikasi dan pemeriksaan penggunaan dana desa.

“Sudah pernah kami jelaskan, dan memang sempat diperiksa oleh Irda dan Kejaksaan,” tambahnya.

Kini, cerita tentang program Ketapang di Desa Nyalindung seperti benang kusut yang perlu diurai. Di satu sisi, ada warga yang merasa telah menjadi bagian dari program itu, sementara di sisi lain, pemerintah desa bersikeras dana tidak pernah disalurkan.

Masyarakat pun bertanya-tanya benarkah terjadi salah paham, atau ada hal lain yang belum terungkap?

Hingga berita ini ditulis, Kepala Desa Nyalindung, M. Zaenudin, belum memberikan keterangan resmi terkait perbedaan keterangan tersebut.***

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!