CIANJUR | INICIANJUR.COM – Siapa sangka, di balik papan bertuliskan Depot Jamu di pinggir Jalan Raya Cianjur-Sukabumi, tersimpan botol-botol berisi cairan memabukkan. Tempat yang seolah menjual ramuan kesehatan itu rupanya justru menjadi lokasi peredaran minuman keras (miras) oplosan.
Hal itu terungkap saat Polsek Warungkondang bersama Satpol PP Kecamatan Warungkondang dan Satpol PP Kecamatan Gekbrong menggelar patroli gabungan pada Sabtu malam, 11 Oktober 2025 lalu.
Patroli yang dipimpin Iptu Suhendra, SH bersama Aiptu Hadiana, Aipda Hendar Suhendar, serta petugas Satpol PP dari dua kecamatan itu, menyisir sejumlah titik rawan peredaran miras dan tindak kriminal (C3: curas, curat, curanmor) di wilayah hukum Polsek Warungkondang.
Benar saja, di Depot Jamu Kampung Cieudeur RT 02 RW 01, Desa Cieunder, petugas mendapati deretan botol plastik berisi cairan berwarna keruh. Setelah diperiksa, cairan tersebut bukan jamu, melainkan miras oplosan jenis Roso Roso.
Tak tanggung-tanggung, petugas menemukan 65 botol oplosan, 23 botol Intisari, 3 botol Anggur Hijau Kawa Kawa, 3 botol Anggur Putih, dan 12 botol Anggur Merah.
Pemilik depot, Dani Andrian (35), warga Kampung Nanggeleng, Kecamatan Cikalong Kulon, langsung diamankan bersama barang bukti ke Polsek Warungkondang.
Baca Juga :
Kapolsek Warungkondang, Kompol Tedi Setiadi mengatakan, pihaknya akan terus melakukan patroli rutin guna menekan peredaran miras yang sering menjadi pemicu tindak kejahatan.
“Kami tidak ingin wilayah Warungkondang kehilangan ketenangan hanya karena ulah segelintir orang yang menjual miras berkedok jamu,” ujar Kapolsek Warungkondang..
Ia menegaskan, razia seperti ini akan terus digencarkan, terutama di lokasi-lokasi yang dicurigai menjadi tempat penyimpanan atau penjualan miras oplosan.
Langkah cepat jajaran Polsek Warungkondang ini mendapat apresiasi dari warga sekitar yang selama ini resah dengan aktivitas mencurigakan di depot tersebut.
Dengan disitanya puluhan botol miras itu, masyarakat berharap suasana Warungkondang kembali aman dan tenteram tanpa ada lagi “jamu” yang memabukkan.***
