Suasana kemacetan depan pasar GSP (ist)
SUKARESMI | INICIANJUR.COM – Bagi warga Cibadak, Kecamatan Sukaresmi, pemandangan macet di depan Pasar GSP sudah seperti rutinitas harian.
Setiap pagi dan sore, deretan kendaraan mengular di sepanjang jalan, sementara trotoar dan sepadan jalan berubah fungsi jadi tempat parkir resmi.
“Lewat depan pasar itu kayak ujian kesabaran. Mau cepat malah tambah lambat. Dishub kayaknya tutup mata,” keluh Asep (42), warga sekitar yang tiap hari melintas ke arah Sukaresmi.
Fenomena ini bukan hanya membuat pengguna jalan frustrasi, tapi juga menyulitkan pedagang dan pembeli di kawasan pasar. Ibu Tati (38), pedagang sayur, mengaku banyak pembeli yang akhirnya mengurungkan niat berbelanja karena tak sanggup menghadapi macet dan sulit parkir.
“Orang jadi males ke pasar. Jalan sempit, parkiran penuh, macetnya ampun-ampunan,” ujarnya.
Yang membuat warga makin heran, lahan parkir di sekitar pasar ternyata dikelola oleh PT Patra, perusahaan asal Jakarta, dengan nilai kontrak mencapai Rp200 juta per tahun dan masa kontrak selama lima tahun.
Baca Juga :
Bahkan, lahan parkir Pasar Subuh yang seharusnya diperuntukkan bagi pemilik kios berstatus SHM kini ikut dijadikan area parkir umum.
Masalahnya, sepadan jalan yang seharusnya steril justru disulap jadi parkiran resmi. Ruang untuk kendaraan semakin sempit, sementara arus lalu lintas padat dari dua arah.
Tak heran, kawasan pasar kini jadi “titik rawan macet” di Sukaresmi.
Warga berharap, Dinas Perhubungan Kabupaten Cianjur tak hanya diam dan segera menertibkan area tersebut.
“Kalau dibiarkan terus, nanti jalanan bisa tambah parah. Sudah banyak yang ngeluh, tapi belum ada perubahan,” kata Asep menambahkan.
Hingga berita ini tayang, pihak Dishub belum memberikan keterangan terkait kebijakan penggunaan sepadan jalan sebagai lahan parkir maupun penanganan kemacetan di depan Pasar GSP. ***