CIANJUR–INICIANJUR.COM- Rapat penting soal komposisi pimpinan dan anggota Badan Musyawarah (Bamus) DPRD Cianjur periode 2024–2029 mendadak berubah jadi drama asap saat kepulan tebal dari pembakaran sampah menyusup ke ruang sidang. Alih-alih adu gagasan, para Anggota Dewan malah sibuk adu tahan napas.
Pantauan di lokasi, area belakang gedung DPRD terlihat lebih cocok jadi lokasi syuting film horor ketimbang pusat kegiatan politik. Tumpukan sampah berteman akrab dengan semak belukar yang menjulang menghasilkan suasana kumuh nan klasik lengkap dengan aroma terbakar yang menyengat.
Tak heran, suasana rapat yang harusnya penuh wibawa malah diselimuti asap tebal. Beberapa anggota dewan tampak gelisah, bukan karena debat sengit, tapi karena mata perih dan tenggorokan kering. Bahkan, ada yang sempat mengipas-ngipas map seperti nyamuk kampanye.
Seorang narasumber dari “dalam kandang” DPRD yang enggan disebut namanya (takut disemprot kabut politik) menyebutkan, kejadian ini bukan pertama kali.
“Rumput tinggi, sampah menumpuk, bahkan dulu sempat ada ular masuk ke ruang dewan. Yang ini kayaknya belum daftar jadi anggota, sampah-sampah kayak gini mestinya langsung ke TPA, bukan dijadikan tamu tetap,” candanya. Senin (4/8/2025).
Kondisi ini jelas bikin publik bertanya-tanya sekretariat DPRD itu tugasnya apa aja. Dengan anggaran operasional yang tebalnya bisa buat beli kipas angin sekantor, masa urusan bersih-bersih aja bisa kecolongan.
Masyarakat berharap DPRD Cianjur tak hanya jago soal perda dan rapat maraton, tapi juga peduli pada hal yang lebih mendasar, yakni lingkungan kerja yang bersih, sehat dan bebas dari asap serta tamu tak diundang macam ular atau aroma gosong.
Kalau tidak segera ditangani, bukan tak mungkin rapat selanjutnya akan digelar sambil pakai masker dan semprotan ruangan. Atau lebih parah, sambil usir ular pakai palu sidang.***