Serunya Pekan Olahraga di Lapas Cianjur, Ketika Warga Binaan Kompak di Lapangan, Bukan di Sidang

  • Bagikan

CIANJUR | INICIANJUR.COM – Siapa bilang hidup di balik jeruji cuma isinya termenung dan menghitung hari. Di Lapas Kelas IIB Cianjur, suasana justru mendadak mirip kampung halaman menjelang 17 Agustusan, ramai, penuh tawa dan berkeringat bareng.

Dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia, Lapas Cianjur menggelar Pekan Olahraga Antar Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang resmi dibuka Selasa pagi (5/8/2025).

Momen pembukaan ditandai dengan aksi tendangan bola dari Kalapas Cianjur, Eris Ramdani ke arah gawang, meskipun bolanya nyasar dikit, tetap disambut tepuk tangan meriah para warga binaan.

“Tenang Pak, tendangan Bapak lebih lurus dari hidup kami yang dulu,” celetuk salah satu WBP yang langsung bikin lapangan riuh.

Cabang olahraga yang dipertandingkan cukup beragam diantaranya, futsal, voli, catur, sampai lomba seru-seruan yang bikin lupa sejenak sama status “nginap sementara”.

Tapi jangan salah, meski bertanding, suasananya tetap guyub. Yang kalah tetap ketawa, yang menang malah traktir kopi hitam di dapur blok.

https://inicianjur.com/2025/08/05/warga-cimacan-siap-hadapi-ngambeknya-gunung-gede-biar-nggak-kaget-kalau-gunung-batuk/

Kalapas Cianjur dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini bukan semata soal menang atau kalah, tapi bagaimana membangun disiplin, kerja sama dan solidaritas.

“Olahraga ini jadi sarana pembinaan. Di lapangan, semua sama, enggak ada status. Yang penting semangat Merah Putih-nya tetap menyala,” ujar Eris Ramdani yang biasa suka ngopi bareng awak media ini.

Meski seluruh kegiatan berlangsung di lingkungan tertutup, suasananya justru terasa terbuka penuh dukungan dan semangat.

Petugas pun ikut senyum-senyum melihat kekompakan yang langka ini. Bukan saling sikut, tapi saling sapa, saling bantu dan sesekali saling ejek, tapi dengan tawa.

Kegiatan ini direncanakan berlangsung hingga menjelang 17 Agustus 2025. Dan bagi warga binaan, momen ini bukan sekadar hiburan, tapi ruang untuk membuktikan bahwa solidaritas bisa tumbuh bahkan dari tempat yang paling tak terduga.

Jadi, meskipun tak bisa ikut upacara di lapangan pendopo kabupaten Cianjur atau konvoi keliling kota, mereka tetap punya cara sendiri untuk merayakan kemerdekaan dengan semangat 45, sportivitas dan segelas teh manis usai pertandingan.***

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *